Kamis, 17 November 2016

Curing dan Caping Beton

CURING
  • Referensi
ASTM C31-Making an Curing Concrete Test Specimens

  • Tujuan
membantu berlangsungnya reaksi kimia antara senyawa pembentuk beton. Praktikum ini memberikan persyaratan standar pembuatan dan perawatan benda uji beton. Spesimen dapat digunakan untuk menentukan kekuatan untuk desain, kontrol kualitas, dan jaminan kualitas

  • Alat/Kondisi:
-Rungan lembab dengan kelembabn relatif tidak kurang dari 95%
-Bak yang diisi air kapur jenuh untuk curing

  • Benda Uji:
Beton Silinder(6 buah)

  •  Prosedur:
Masukkan beton yang telah jadi ke dalam kain
Catatan : pada saat praktikum dilakukan terdapat kerusakan bak curing

CAPING
  •  REFERENSI:
ASTM C617-Capping Cylindrical COncrete Specimens

  •  TUJUAN:
Pembuatan capping beton dengan belerang atau senyawa capping lainnya.. Capping dilakukan dalam rangka mempersiapkan spesimen beton silinder untuk pelaksanaan pengujian kuat tekan. Pemberian capping diperlukan untuk memastikan distribusi beban aksial yang merata keseluruh bidang tekna beton silinder. Praktikum ini memberikan permukaan yang datar pada ujung perukaan silinder beton sebelum dilakukan pengujian kuat tekan.

  •  ALAT:
a. Cetakkan capping yang memiliki ukuran yang sesuai dengan dimensi spesimen
b. Alat untuk mencairkan belerang yang dilengkapi dengna pemanasan api
  •  PROSEDUR:
a. Siapkan serbuk belerang atau senyawa capping, pemanas dengn suhu smapai 130 derajat celcius, dan termometer logam untuk memriksa suhu
b. lelehkan serbuk belerang atau senyawa capping
c. setelah menjadi cair, aduk belerang cair sebelum dituangkan kedalam cetakan capping
d. Tuangkan belerang cair ke dalam cetakan kemudian letakkan beton dengna kedua tangan di atasnya. pastikan ujung silinder beton sebelum diletakkan dalm cetakan dalam keadaan kering
e. langkah ke-4 harus dilakukan dengan cepat sebelum sulfur cair membeku
f. ketebalan capping harus 3 mm dan tidak lebih 8mm
g. sebelum dilakukan uji tekan, capping harus didiamkan dahulu agar memiliki kekuatan yang sebanding dengan beton

Praktikum Beton Pekan ke-3 Kelompok 4 - Akbar Maulana - Pembuatan Beton K-250

1. Tujuan Praktikum
    pada praktikum pekan ketiga ini diharapkan kita dapat membuat beton K-250 sesuai dengan perencanaan beton yang telah dilakukan pada pekan kedua

2. Langkah Kerja
2.1 Data
      Campuran yang digunakan dalam pembuatan beton K-250 adalah :
  • 17,4 Kg semen
  • 30,958 Kg agregat kasar
  • 51,92 Kg agregat halus
  • 8,456 Kg air
2.2 Cara Kerja
  1. Siapkan Material yang dibutuhkan 
  2. Campurkan bahan dan lakukan pengadukan dengan mesin molen
  3. Lakukan uji slump test dengan nilai slump 10 cm
  4. Tuangkan campuran beton ke dalam bekisting sebagai cetakan
  5. Beri label pada beton

Selasa, 18 Oktober 2016

Praktikum Beton Pekan ke-2 Kelompok 4 - Akbar Maulana - Perencanaan Campuran Beton

Pada praktikum kedua ini, kami merencanakan campuran beton berdasarkan sistem ACI.

Tujuan : Mampu memperhitungkan komposisi campuran beton yang sesuai.

Langkah Praktikum :

1. Langkah awal adalah pemilihan nilai slump.

Jenis Konstruksi
Slump (mm)
Maksimum
Minimum
Dinding pondasi, footing, dinding basemen
75
25
Dinding dan balok
100
25
Kolom
100
25
Perkerasan dan lantai
75
25
Beton dalam jumlah besar (dam)
50
25

2. Pemilihan ukuran maksimum agregat dengan ketentuan sebagai berikut :
  • 1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
  • 1/3 tebal pelat
  • 3/4 jarak bersih selimut beton
  • 2/3 jarak bersih antar tulang

Senin, 03 Oktober 2016

Praktikum Beton Pekan ke-1 Kelompok 4 - Saringan dan pengecekan kadar zat pada beton

Pada hari Jumat 3 September kami melaksanakan praktikum bahan bangunan laut pekan ke 1


Adapun praktikum yang kami lakukan adalah :

  • Pemeriksaan berat volume agregat
  • Analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
  • Pemeriksaan kadar air, organik dan lumpur dalam agregat
  • Berat jenis penyerapan agregat
1. Pemeriksaan volume agregat
    praktikum ini bertujuan untuk menghitung berat volume agregat halus, kasar, atau campuran.
pertama, hitunglah berat wadah kemudian isi wadah (ember) tersebut dengan agregat hinggu penuh berliebih. Setelah itu ratakan permukaan atas agregat dengan mistar perata lalu timbang beratnya. Berat yang dimiliki agregat adalah
W = berat akhir - berat wadah 
Untuk menghitung berat volume agregat, gunakan perhitungan
Berat volume = berat akhir / volume wadah
Lakukanlah hal yang sama dengan cara mengisi wadar sebanyak tiga kali bagian agregat dan tiap pengisian dilakukan penumbukan sebanyak 25 kali


Selasa, 27 September 2016

Durabilitas Beton Bangunan Laut

Durabilitas beton adalah kemampuan beton untuk bertahan dari gangguan yang dialami dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama beton dapat menahan gangguan maka durabilitas yang dimiliki beton semakin tinggi/bagus.

Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi durabilitas beton antara lain :

1. Faktor Fisik
Beberapa faktor fisik dapat mengurangi durabilitas beton seperti,
a. perubahan volume yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan suhu udara
b. pembebanan yang akan menyebabkan kejadian susut dan rangkak pada beton
c. perubahan suhu ekstrim seperti pembekuan beton atau kebakaran

2. Faktor Kimia
Faktor kimia yang mempengaruhi durabilitas beton pada umumnya adalah proses korosi. Proses korosi lebih mungkin terjadi pada konstruksi bangunan laut dimana air lebih mudah menembus beton. Kejadian korosi dapat tejadi dengan rusaknya lapisan oksida pelapis tulangan karena ion klorida atau karbonasi. Sehingga volume baja tulangan akan terus menerus berkurang. Penyebab lainnya adalah air, dalam hal ini air dapat dihasilkan dari proses karbonasi

CO2 + Ca(OH)2 --> CaCO3 + H2O

3. Faktor Mekanis
Umumnya faktor mekanis yang terjadi pada bangunan laut adalah benturan dari gelombang. Faktor mekanis yang mengurangi durabilitas beton antara lain adalah,
a. Abrasi yang disebabkan oleh pasir, kerikil atau benda lainnya yang terdapat pada gelombang air         laut yang dapat mengkantam bangunan laut
b. Erosi yang disebabkan oleh air, angin dan hujan
c. Kavitasi, yaitu faktor yang disebabkan hantaman air berkecepatan tinggi

Selasa, 13 September 2016

Kode Konstruksi Bangunan

Dalam proses pembangunan dapat digunakan kode kode berikut untuk menentukan standar yang diharapkan dari suatu bangunan

SNI
SNI Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dibidang Sipil. .
  1. SNI DT-91-0006-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah.
  2. SNI DT-91-0007-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi.
  3. SNI DT-91-0008-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton.
  4. SNI DT-91-0009-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding. 
  5. SNI DT-91-0010-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran.
  6. SNI DT-91-0011-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu.
  7. SNI DT-91-0012-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding. 
  8. SNI DT-91-0013-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit. 
  9. SNI DT-91-0014-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium. 

Selasa, 06 September 2016

Material Beton I

Pendahuluan
Dalam suatu pembangunan infrastruktur, beton merupakan bahan umum yang sering digunakan.
Komposisi yang digunakan untuk membuat beton adalah

  • 3-6 % udara
  • 10-12 % semen
  • 14-18 % air
  • 20-27 % pasir
  • 40-45 % agregat
Beton adalah campuran pasir, kerikil, semen dan air. bahan lain (admixture) dapat ditambahkan untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan. beton memiliki kekuatan tekan yang tinggi tetapi kekuatan tariknya rendah. Beton dapat retak akibat tegangan tarik beban, susut yang tertahan atau perubahan temperatur. Karena hal itu, beton dapat dikombinasikan dengan baja sebagai tulang untuk memberi kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton.