Selasa, 18 Oktober 2016

Praktikum Beton Pekan ke-2 Kelompok 4 - Akbar Maulana - Perencanaan Campuran Beton

Pada praktikum kedua ini, kami merencanakan campuran beton berdasarkan sistem ACI.

Tujuan : Mampu memperhitungkan komposisi campuran beton yang sesuai.

Langkah Praktikum :

1. Langkah awal adalah pemilihan nilai slump.

Jenis Konstruksi
Slump (mm)
Maksimum
Minimum
Dinding pondasi, footing, dinding basemen
75
25
Dinding dan balok
100
25
Kolom
100
25
Perkerasan dan lantai
75
25
Beton dalam jumlah besar (dam)
50
25

2. Pemilihan ukuran maksimum agregat dengan ketentuan sebagai berikut :
  • 1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
  • 1/3 tebal pelat
  • 3/4 jarak bersih selimut beton
  • 2/3 jarak bersih antar tulang
3. Estimasi kebutuhan air berdasarkan ukuran maksimum agregat dan kebutuhan penggunaan udara melalui tabel dibawah ini

Jenis Beton
Slump (mm)
Air (kg/m3)
10 mm
12,5 mm
20 mm
25 mm
40 mm
50 mm
75 mm
Tanpa penambahan udara
25 – 50
205
200
185
180
160
155
140
75 - 100
225
215
200
190
175
170
155
150 - 175
240
230
210
200
185
175
170
Udara yang tersekap (%)
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0,3
Dengan penambahan udara
25 - 100
180
175
165
160
150
140
135
75 - 100
200
190
180
175
160
155
150
150 - 175
215
205
190
180
170
165
160
Udara yang disarankan (%)
8
7
6
5
4,5
4
3,5
4. Pemilihan nilai rasio semen air. gunakanlah perhitungan untuk mengukur kekuatan tekan beton rata - rata melalui perhitungan

Fm = Fc' + 1.34 Sd
Fm = kuat tekan beton rata rata
Fc' = kuat tekan beton maksimum
Sd = standar deviasi berdasarkan kondisi pengerjaan

Kuat tekan beton umur 28 hari (MPa)
Rasio Air Semen
Tanpa Penambahan Udara
Dengan Penambahan Udara
48
0,33
-
40
0,41
0,32
35
0,48
0,40
28
0,57
0,48
20
0,68
0,59
14
0,82
0,74


      
Kondisi Pengerjaan
Standar Deviasi (MPa)
Lapangan
Laboratorium
Sempurna
< 3
< 1,5
Sangat baik
3 – 3,5
1,5 – 1,75
Baik
3,5 – 4
1,75 – 2
Cukup
4 - 5
2 – 2,5
Kurang baik
> 5
> 2,5
5. Estimasi volume agregat kasar berdasarkan modulus kehalusan. Perbandingan agregat kasar per volume beton dapat menggunakan data pada tabel dibawah ini dengan perhitungan :
Volume agregat = volume agregat x faktor koreksi

Ukuran maksimum agregat kasar (mm)
Volume agregat kasar per satuan volume beton untuk berbagai nilai modulus kehalusan pasir
2,40
2,60
2,80
3,00
10
0,50
0,48
0,46
0,44
12,5
0,59
0,57
0,55
0,53
20
0,66
0,64
0,62
0,60
25
0,71
0,69
0,67
0,65
40
0,75
0,73
0,71
0,69
50
0,78
0,76
0,74
0,72
75
0,82
0,80
0,78
0,76
150
0,87
0,85
0,83
0,81

Slump (mm)
Faktor koreksi untuk berbagai ukuran maksimum agregat
10 mm
12,5 mm
20 mm
25 mm
40 mm
25 – 50
1,08
1,06
1,04
1,06
1,09
75 – 100
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
150 - 175
0,97
0,98
1,00
1,00
1,00
6. Estimasi berat beton segar dan berat agregat halus. Estimasi berat beton segar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Ukuran maksimum agregat (mm)
Estimasi awal berat jenis beton (kg/m3)
Tanpa penambahan udara
Dengan penambahan udara
10
2285
2190
12,5
2315
2235
20
2355
2280
25
2375
2315
40
2420
2335
50
2445
2375
75
2465
2400
150
2502
2435
Kemudian berat agregat halus didapatkan melalui perhitungan berat total.

Berat total = Berat agregat kasar (dikurangi absorpsi air) + Berat agregat halus (dikurangi absorpsi air) + berat air semen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar